Pengertian Beton Ringan
Sunday, January 20, 2013
Add Comment
Teknologi material bahan bangunan berkembang terus, salah satunya
beton ringan aerasi (Aerated Lightweight Concrete/ALC) atau sering
disebut juga (Autoclaved Aerated Concrete/ AAC). Sebutan lainnya
Autoclaved Concrete, Cellular Concrete, Porous Concrete, di Inggris
disebut Aircrete and Thermalite.
Beton ringan AAC ini pertama kali dikembangkan di Swedia pada
tahun 1923 sebagai alternatif material bangunan untuk mengurangi
penggundulan hutan. Beton ringan AAC ini kemudian dikembangkan lagi oleh
Joseph Hebel di Jerman di tahun 1943. Hasilnya, beton ringan aerasi ini
dianggap sempurna, termasuk material bangunan yang ramah lingkungan,
karena dibuat dari sumber daya alam yang berlimpah. Sifatnya kuat, tahan
lama, mudah dibentuk, efisien, dan berdaya guna tinggi. Di Indonesia
sendiri beton ringan mulai dikenal sejak tahun 1995, saat didirikannya
PT Hebel Indonesia di Karawang Timur, Jawa Barat.
<b>Proses beton aerasi</b>
Pembuatan beton ringan ini pada prinsipnya membuat rongga udara di dalam beton.
Ada tiga macam cara membuat beton aerasi. Pertama yang paling
sederhana yaitu dengan memberikan agregat/campuran isian beton ringan.
Agregat itu bisa berupa batu apung, <i>stereofoam</i>, batu
alwa, atau abu terbang yang dijadikan batu.
Cara kedua dengan menghilangkan agregat halus (agregat halusnya
disaring. Contohnya debu/abu terbangnya dibersihkan). Cara ketiga
meniupkan atau mengisi udara di dalam beton. Cara ketiga ini terbagi
lagi menjadi secara mekanis dan secara kimiawi.
Proses pembuatan beton ringan atau <i>autoclaved aerated concrete</i> secara kimiawi kini lebih sering digunakan.
Sebelum beton diproses secara aerasi dan dikeringkan secara
<i>autoclave</i>,dibuat dulu adonan beton ringan ini.
Adonannya terdiri dari pasir kwarsa, semen, kapur, sedikit
<i>gypsum</i>, air, dan dicampur alumunium pasta sebagai
bahan pengembang (pengisi udara secara kimiawi). Setelah adonan
tercampur sempurna, nantinya akan mengembang selama 7-8 jam. Alumunium
pasta yang digunakan dalam adonan tadi, selain berfungsi sebagai
pengembang ia berperan dalam mempengaruhi kekerasan beton. Volume
aluminium pasta ini berkisar 5-8 persen dari adonan yang dibuat,
tergantung kepadatan yang diinginkan. Adonan beton aerasi ini lantas
dipotong sesuai ukuran.
Adonan beton aerasi yang masih mentah ini, kemudian dimasukkan ke
<i>autoclave chamber</i> atau diberi uap panas dan diberi
tekanan tinggi. Suhu di dalam <i>autoclave chamber</i>
sekitar 183 derajat celsius. Hal ini dilakukan sebagai proses
pengeringan atau pematangan. Kenapa tidak dijemur saja? Kalau adonan ini
dijemur di bawah terik matahari hasilnya kurang maksimal karena tidak
bisa stabil dan merata hasil kekeringannya. (ada gambarnya)
<b> Rongga udara dari reaksi kimia</b>
Saat pencampuran pasir kwarsa, semen, kapur, sedikit
<i>gypsum</i>, air, dan dicampur alumunium pasta ini terjadi
reaksi kimia. Bubuk alumunium bereaksi dengan kalsium hidroksida yang
ada di dalam pasir kwarsa dan air sehingga membentuk hidrogen. Gas
hidrogen ini membentuk gelembung-gelembung udara di dalam campuran beton
tadi. Gelembung-gelembung udara ini menjadikan volumenya menjadi dua
kali lebih besar dari volume semula. Di akhir proses pengembangan atau
pembusaan, hidrogen akan terlepas ke atmosfir dan langsung digantikan
oleh udara. Nah, rongga-rongga udara yang terbentuk ini yang membuat
beton ini menjadi ringan.
Meskipun hidrogennya hilang, tekstur beton tetap padat tetapi
lembut. Sehingga mudah dibentuk balok, atau palang sesuai kebutuhan.
Untuk membentuknya adonan cukup dipotong dengan kawat sesuai ukuran yang
diinginkan. Selanjutnya, dimasukkan ke dalam <i>autoclave
chamber</i> selama 12 jam. Selama proses pengerasan ini
berlangsung, saat temperatur mencapai 190 derajat celsius, dan
tekanannya mencapai 12 bar atau 174 psi, pasir kwarsa bereaksi dengan
kalsium hidroksida menjadi kalsium hidrat silika. Pada proses ini
menentukan kekuatan atau kekerasan beton aerasi.
Setelah keluar dari <i>autoclave chamber</i>, beton
ringan aerasi ini sudah siap digunakan sebagai konstruksi bangunan. Jika
ditimbang beton ringan aerasi yang sudah jadi ini 80 persen bobotnya
adalah udara. Meskipun berupa rongga udara, beton ringan aerasi dapat
menahan beban hingga 1200 psi.
<b>Satu adonan bisa apa saja</b>
Dengan kehadiran AAC menciptakan sistem membangun yang menyeluruh
dan lengkap. Singkatnya sebuah gedung atau rumah dari pondasi hingga ke
atap cukup satu material saja yaitu beton AAC. Hal ini tak lepas dari
keserbabisaan material ini yang mudah dibentuk.
Produk AAC bisa berupa batu bata beton, panel dinding, lintel
(balok beton), panel lantai, atap, serta kusen atau ambang pintu dan
jendela. Beberapa produk ada yang diperkuat lagi dengan ditanamkan besi
beton di dalamnya. Salah satu contoh untuk panel dinding atau panel
lantai.
Dengan memanfaatkan semua produk AAC ini dapat membuat struktur
bangunan sekaligus. AAC mempermudah proses konstruksi, membangun rumah
atau gedung seperti bermain LEGO (permainan menyusun balok kubus) saja.
Ukuran beton ringan aerasi ini sangat akurat, sehingga
meminimalkan sisa-sisa bahan bangunan yang tak terpakai. Misalnya untuk
membentuk dinding rumah, pada sudut dinding ini sisi-sisi batu bata
beton bisa saling mengisi mengikuti pola geometri tertentu, tak perlu
memotong atau tiang cor untuk pengikat dinding. Untuk pemasangan panel
dinding atau panel atap ada plat besi yang dirancang untuk mengikatnya
dengan paku <i>fischer</i>.
Beton AAC tak sekuat beton konvensional. Perbandingannya hanya
1/6 dari kekuatan beton konvensional, sehingga perlu perlakuan khusus
untuk digantungi benda yang cukup berat misalnya wastafel, lemari atau
blok kitchen set. Dengan menggunakan paku <i>fischer</i>
jenis tertentu benda-benda yang cukup berat tadi tetap dapat kokoh
tergantung. Beton AAC dijamin tidak ambrol.
Batu bata beton AAC ini perlu perekat semen. Bisa dengan semen
biasa, tetapi untuk hasil yang maksimal ada semen khusus yang memiliki
daya rekat yang lebih tinggi, contohnya <i>Prime Mortar</i>.
Hanya perlu sedikit semen untuk merekatkan. Cukup 2-3 mm saja. Untuk
hasil akhirnya dinding dilapisi lagi dengan plester semen tipis.
<b>inbok</b>
Inbok 1
Bahan bangunan yang memudahkan Safety, kenyamanan. Bisa faktor kriminal atau kebakaran.
- Balok AAC mudah dibentuk. Dengan cepat dan akurat dipotong atau dibentuk untuk memenuhi tuntutan dekorasi gedung. Alatnya cukup menggunakan alat pertukangan kayu.
- Karena ukurannya yang akurat tetapi mudah dibentuk, meminimalkan sisa-sisa bahan bangunan yang tak terpakai.
- AAC mempermudah proses konstruksi. Untuk membangun sebuah gedung dapat diminimalisir produk yang akan digunakan. Misalnya tidak perlu batu atau kerikil untuk mengisi lantai beton.
- Bobotnya yang ringan mengurangi biaya transportasi. Apalagi pabrik AAC dibangun sedekat mungkin dengan konsumennya.
- Karena ringan, tukang bangunan tidak cepat lelah. Cepat dalam pengerjaan.
- Semennya khusus cukup 3 mm saja.
- mengurangi biaya struktur besi sloff atau penguat.
- mengurangi biaya penguat atau pondasi
- waktu pembangunan lebih pendek.
- tukang yang mengerjakan lebih sedikit
- sehingga secara keseluruhan bisa lebih murah dan efisien
Inbok 2
Kelebihan AAC
- Tahan panas dan api, karena berat jenisnya rendah.
- Kedap suara
- Tahan lama kurang lebih sama tahan lamanya dengan beton konvensional
- Kuat tetapi ringan, karena tidak sekuat beton. Perlu perlakuan khusus. dibebani AC menggunakan fisher FTP, Wastafel fisher plug FX6/8, panel dinding fisher sistem injeksi.
- Anti jamur
- Tahan gempa
- Anti serangga
- Biaya perawatan yang sedikit, bangunan tak terlalu banyak mengalami perubahan atau renovasi hingga 20 tahun.
- nyaman
- aman, karena tidak mengalami rapuh, bengkok, berkarat, korosi.
Beda AAC yang baik
- Presisi
- Tidak mudah patah. Sisa material tidak banyak
- proses kimia sempurna. Buktinya tidak tenggelam jika dicemplungkan sampai kapanpun
- kalau kurang bagus bisa langsung tenggelam bisa seminggu.
- paling panjang 6 meter.
Perawatan:
- 70% AAC berpori tetapi masing-masing pori independen sehingga tidak menyerap air
- tetap harus diplester
untuk anak tangga:
sangat mudah, tidak perlu balok penumbuk. Cukup dijepit diiding ACC, tak perlu pondasi khusus sepanjang lantai beton.
0 Response to "Pengertian Beton Ringan"
Post a Comment