Perbedaan Bata ringan AAC dan CLC
Saturday, January 19, 2013
Add Comment
Bata ringan AAC adalah beton selular dimana gelembung udara yang ada disebabkan oleh reaksi kimia, yaitu
ketika bubuk aluminium atau aluminium pasta mengembang seperti pada
prosess pembuatan roti saat penambahan ragi untuk mengembangkan adonan.
Material pembuatan bata ringan AAC memakai pasir khusus yaitu silika
(> 95% SiO2) dan harus digiling sampai ukuran mikro.
Sama halnya seperti pada pembuatan roti pada AAC tingkat ekspansi adonan juga tidak bisa di kontrol secara tepat sehingga
biasanya akan mengembang keluar dari cetakan. Oleh karena itu harus
dipotong untuk mendapatkan dimensi yang dibutuhkan. Gelembung udara yang
relatif banyak memungkinkan dihasilkannya AAC dengan kerapatan yang
rendah yaitu sekitar 700 – 800 kg / m³.
Pada AAC susunan gelembung udara yang terbentuk
saling terhubung antara satu sama lainnya, hal ini mengakibatkan air mudah meresap ke dalam beton, oleh karena itu pada pengaplikasiannya harus diberikan perlindungan kedap air seperti plaster kedap air.
saling terhubung antara satu sama lainnya, hal ini mengakibatkan air mudah meresap ke dalam beton, oleh karena itu pada pengaplikasiannya harus diberikan perlindungan kedap air seperti plaster kedap air.
Untuk menghasilkan kuat tekan yang cukup proses pengeringan (curing) pada AAC harus menggunakan tabung autoklaf bertekanan
tinggi. Namun sayangnya proses curing tersebut menghancurkan proses
hidrasi dari semen yang sedang terjadi. Oleh karena alasan ini juga bata
ringan AAC harus benar-benar terlindungi dari kelembaban.
Densitas yang rendah dan susuanan gelembung udara pada bata ringan AAC mengharuskan penggunaan pen/dowel untuk
pemasangan baut/paku pada dinding. Insulasi suara juga kurang untuk
densitas yang serupa jika dibandingkan dengan bata ringan CLC yang di
curing secara alami.
Seluruh proses produksi
bata ringan AAC berbeda dengan CLC dan membutuhkan pabrikasi dan
peralatan canggih serta investasi modal yang besar yaitu 10-30 juta USD dan kapasitas yg di hasilkan juga tinggi sekitar 300 m3 per hari bahkan lebih.
Seperti yang diuraikan
di atas, maka sangat tidak mungkin untuk menghasilkan AAC pada lokasi
proyek maupun untuk memproduksi panel prefab dengan bentuk dan ukuran
yang diinginkan. Pengunaan baja penguat beton (rebar) harus dilindungi dengan bahan anti korosi.
Diperlukan sekelompok
tim ahli yang berpengalaman untuk mengoperasikan pabrik tersebut untuk
menghasilkan pro-duct yang berkualitas, namun bata ringan AAC menawarkan
densitas terendah dan memiliki rasio terbaik atas kepadatan berbanding
dengan kuat tekan terhadap semua jenis beton.
Bata ringan CLC adalah
beton selular yang mengalami proses curing secara alami, CLC adalah
beton konvensional yang mana agregat kasar (kerikil) digantikan oleh
udara, dalam prosesnya mengunakan busa organik yang sangat stabil dan
tidak ada reaksi kimia ketika proses pencampuran adonan, foam/busa
berfungsi sebagai media untuk membungkus udara.
Pabrikasi dan peralatan
yang digunakan untuk menghasilkan CLC juga standard, sehingga produksi
dengan mudah dapat pula diintegrasikan ke dalam pabrikasi beton
konvensional. Hanya pasir, semen, air dan foam yang digunakan dan
kepadatan yand didapatkan dapat disesuaikan mulai dari 350 sampai 1.800 kg / m³ dan kekuatan dapat juga dicapai dari serendah 1,5 sampai lebih 30 N / mm ².
Pasir sungai berukuran
2, 4, 6 dan 8mm dapat digunakan, tergantung pada kepadatan yang
diinginkan. Semen portland menawarkan kinerja paling optimal tetapi
kebanyakan jenis lain semen juga bisa digunakan. kepadatan beton bisa
disesuaikan, berbagai ukuran dan maupun panel prefab dapat diproduksi,
di atas kepadatan dari 1.200 kg / m³ (setengah dari berat beton
konvensional) untuk aplikasi struktural dapat mengunakan rangka baja.
Pada CLC Gelembung udara yang
dihasilkan benar-benar terpisah satu sama lain, sehingga penyerapan air
jauh lebih sedikit dan baja tidak perlu dilapisi dengan lapisan anti
korosi, beton dengan kepadatan diatas 1.200 kg/m3 juga tidak memerlukan
pla-ster, seperti pada AAC, hanya cukup di cat saja. Penyerapan air
lebih rendah daripada di AAC dan masih cukup baik dibandingkan dengan
beton konvensional.
CLC sama halnya dengan
beton konvensional kekuatan akan bertambah seiring dengan waktu melalui
kelembapan alamiah pada tekanan atmosfir saja. Meskipun tidak seringan
AAC, CLC tetap menawarkan penurunan berat badan yang cukup besar
dibandingkan dengan beton konvensional dan isolasi termal 500% lebih
tinggi dan tahan api.
Paku dan Sekrup dapat
dengan mudah dipaku ke CLC terus tanpa harus menggunakan pen, CLC juga
dapat dipotong atau digergaji. Bahkan panel dinding rumah seluruhnya
dapat dicetak hanya dalam sekali tuang.
Beton CLC menawarkan
banyak ruang lingkup pengaplikasian, mulai dari isolasi atap rumah pada
kepadatan serendah 350 kg / m³ sampai dengan produksi panel dan lantai
beton dengan kepadatan 1800 kg / m³.
0 Response to "Perbedaan Bata ringan AAC dan CLC"
Post a Comment