Jenis-jenis semen untuk kontruksi bangunan
Thursday, October 23, 2014
Add Comment
Seperti yang kita tahu bahwa jenis-jenis semen ada berbagai tipe tergantung dari fungsi bangunannya. tipe semen yang umum digunakan adalah tipe 1 untuk pembangunan beton konvensional.
Menurut Persyaratan Umum Bahan Bangunan di
Indonesi (PUBI) 1982, terdapat 5 jenis semen, sesuai dengan tujuan
pemakaiannya. Perbedaan antara jenis yang satu dengan lainnya disebabkan
jumlah/prosentase dari 4 komponen utamanya.
Jenis I : Semen Portland untuk penggunaan umum yang tidak memerlukan
persyaratan-persyaratan khusus seperti yang disyaratkan pada jenis-jenis lain.
Jenis II : Semen Portland yang dalam penggunaannya
memerlukan ketahanan terhadap sulfat dan panas hidrasi sedang
Jenis III : Semen Portland yang dalam penggunaannya
menuntut kekuatan awal yang tinggi
Jenis IV : Semen Portland yang dalam penggunaannya
menuntut panas hidrasi rendah
Jenis V :Semen Portland yang dalam penggunaannya
menuntut persyaratan sangat tahan terhadap sulfat.
Komposisi kimia masing-masing jenis semen (Nawy)
seperti pada berikut ini.
Komposisi Kimia
Masing-Masing Jenis Semen
Jenis
Semen
|
Kandungan
Kimia (%)
|
||||||
C3S
|
C2S
|
C3A
|
C4AF
|
CaSO4
|
CaO
|
MgO
|
|
Jenis I
|
49
|
25
|
12
|
8
|
2,9
|
0,8
|
2,4
|
Jenis II
|
46
|
29
|
6
|
12
|
2,8
|
0,6
|
3
|
Jenis III
|
56
|
15
|
12
|
8
|
3,9
|
1,4
|
2,6
|
Jenis IV
|
30
|
46
|
5
|
13
|
2,9
|
0,3
|
2,7
|
Jenis V
|
43
|
36
|
4
|
12
|
2,7
|
0,4
|
1,6
|
Semen Jenis I digunakan
untuk bangunan-bangunan umum yang tidak memerlukan persyaratan khusus.
Semen Jenis II relatif sedikit melepaskan panas,
di gunakan untuk struktur besar, untuk konstruksi bangunan dan beton yang terus
menerus berhubungan dengan air kotor atau air tanah atau pondasi yang tertanam
di dalam tanah yang mengandung air agresif, saluran air buangan dan bangunan
yang berhubungan langsung dengan rawa.
Semen Jenis III,
mengandung kadar C3A dan C3S yang tinggi dan
butirannya sangat halus, cepat mengalami hidrasi, sehingga mencapai kekuatan
awal yang tinggi dalam umur 3 hari. Jenis ini dipergunakan pada daerah dingin,
terutama daerah yang mempunyai musim dingin.
Semen Jenis IV, merupakan semen dengan panas
hidrasi rendah, dimana kadar C3S
≤ 35% dan C3A ≤ 5%. Dipergunakan untuk pembetonan
yang besar dan masif, seperti bendung, pondasi berukuran besar, dll.
Semen Jenis V, merupakan semen tahan sulfat,
digunakan untuk bangunan yang berhubungan dengan air laut, air buangan
industri, bangunan yang terkena pengaruh gas atau uap kimia yang agresif dan
bangunan yang berhubungan dengan air tanah yang mengandung sulfat yang tinggi.
Selain ke-empat jenis semen tersebut, terdapat
Semen Portland Puzolan (PPC), adalah campuran semen portland dengan pozolan,
dengan jumlah pozolan 15 – 40% berat total campuran, dengan kandungan SiO2 + Al2O3 + F2O3 dalam puzolan
minimum 70%. PPC diproduksi dengan cara :
Cara pertama, menggiling secara bersama klinker
semen dan puzolan, serta bahan tambah gips atau kalsium sulfat
Cara kedua, dengan mencampur secara merata semen
(klinker yang telah digiling dan bahan tambah gips atau kalsium sulfat) dengan
puzolan halus.
PPC menghasilkan panas hidrasi yang lebih rendah
dari pada semen biasa. Mempunyai sifat ketahanan terhadap kotoran dalam air
lebih baik, sehingga cocok dipakai untuk bangunan di laut, bangunan pengairan,
dan beton massa.
Penyimpanan Semen Portland
Penyimpanan semen kadang-kadang diperlukan dalam
jangka waktu lama, karena itu kualitas gudang tempat penyimpanan dan cara
penumpukan semen harus baik sebab dapat menurunkan kualitas semen. Semen dapat
dijaga mutunya dalam jangka waktu tidak terbatas, asalkan tidak tersentuh uap
air. Karena semen yang berhubungan dengan udara akan menyerap air secara
perlahan-lahan yang dapat merusak semen. Penyerapan 1-2% air tidak terlalu
mempengaruhi kualitas semen, tetapi dapat memperlambat proses pengerasan dan
mengurangi kekuatan. Jika semen diletakkan langsung diatas tanah akan lebih
reaktif, semen lebih cepat menyerap uap
air dari kelembaban sekeliling.
Semen curah
dapat disimpan dalam silo/kontainer penyimpanan dari baja atau beton yang
tingginya 2 meter atau lebih. Umumnya hanya bagian luar setebal ± 5 cm yang mengeras (untuk penyimpanan
cukup lama) dan harus dibuang dan tidak boleh digunakan.
Semen dalam
kantong dapat juga disimpan dengan aman untuk beberapa bulan jika disimpan
dengan baik, diletakkan diatas lembaran alas yang kedap air, dinding dan lantai
tidak porous, dengan jarak bebas terhadap lantai ± 30 cm dan jarak bebas antara
dinding dengan semen ± 50 cm, serta jendela ditutup sangat rapat. Untuk
menghindari pedahnya kantong semen, tinggi timbunan zak semen tidak lebih dari
200 cm. Sekali semen disimpan harus tidak boleh diganggu sampai semen akan dipergunakan.
0 Response to "Jenis-jenis semen untuk kontruksi bangunan"
Post a Comment