Pengertian Poligon tertutup dan terbuka pada ilmu ukur tanah
Friday, October 31, 2014
Add Comment
Ilmu ukur tanah adalah ilmu yang mempelajari bagaimana cara mengukur tanah dengan baik yang menghasilkan hasil pengukuran yang akurat dan cepat. teknik pengukuran bisa menggunakan poligon tertutup maupun terbuka tergantung dari medan dan situasi lapangan. Namun sebelum membahas keduanya. Kita perlu tahu apa pengertian dari poligon itu. Poligon adalah metode untuk menentukan posisi horizontal dari titik-titik di lapangan yang berupa segi banyak dengan melakukan pengukuran sudut dan jarak. tujuannya adalah untuk mendapatkan data-data lapangan berupa koordinat horizontal (x,y). kenapa harus membentuk poligon ? karena digunakan sebagai kerangka dasar pemetaan suatu wilayah.
Peralatan yang sering digunakan untuk pekerjaan ini adalah theodolite dan rambu ukur yang sudah saya bahas pada artikel sebelumnya. Selain alat di atas ada kelengakapan lainnya seperti statif, formulir ukur, alat tulis dan payung. Untuk saat ini ada alat yang lebih canggih lagi yaitu Total Station. Anda bisa membaca artikel pengertian total station untuk penjelasan lebih lengkap. Perbedaannya adalah pada theodolite kita harus menulis seluruh data pengukuran seperti ba, bt, bb, sudut dan sebagainya. Sedangkan pada Total Station pencatatan data dilakukan otomatis oleh alat tersebut.
Kembali ke topik sebelumnya seperti pada paragraf pertama poligon terdiri dari tiga macam yaitu poligon tertutup dan poligon terbuka. Kita akan bahas satu per satu.
Poligon Tertutup
Poligon tertutup adalah kerangka dasar pengukuran yang membentuk poligon segi banyak yang menutup. Yang dimaksud menutup adalah apabila mulai dari titik 1 kemudian ke titik 2 dan seterusnya akan kembali ke titik 1 lagi. Sehingga akan membentuk segi banyak. Fungsi dari kembali ke titik awal adalah digunakan untuk mengkoreksi besaran sudut pada tiap segi banyak tersebut.
Pada gambar di atas terlihat semua sudut teratur namun pada pengukuran di lapangan semua sudut mempunyai besaran yang berbeda-beda. lalu bagaimana cara menerapkan di lapangannya? Pada prinsipnya yang perlu diingat adalah penentuan jumlah titik poligon disesuaikan dengan kondisi lapangan. Misalkan yang diukur lahan yang sangat luas maka membutuhkan banyak titik poligon. Usahakan menggunakan sedikit titik poligon yang terpenting menutup. Semakin banyak titik poligon maka tingkat kesalahan sudut semakin besar.
Gambar di atas mempunyai segi 6 artinya apabila kita menghitung jumlah keseluruhan sudut dalam bisa menggunakan rumus (n-2)x180.
Jumlah sudut dalam total = (6-2)x180 = 720 derajat. Hasil hitungan tersebut adalah sudut apabila poligon tersebut benar-benar menutup. tapi tahukah anda bahwa pengukuran di lapangan tidak bisa seperti itu. biasanya ada sedikit kesalahan jumlah sudut dalam karena beberapa faktor di lapangan. Misalkan saya bandingkan hasil pengukuran dari lapangan sebelum dikoreksi didapat jumlah sudut dalam sebesar 720d54'43" (720 derajat 54 menit 43 detik). Maka hasil pengukuran saya ini ada kesalahan atau kelebihan sudut sebesar 54'43". Maka yang harus dikoreksi adalah sebesar 54'43" agar sudut dalam sesuai dengan hasil rumus di atas. Selain untuk mengkoreksi sudut dalam, fungsi dari poligon tertutup ini adalah untuk mengkoreksi elevasi. Misalkan saat kita mulai pengukuran dari titik awal atau titik 1 dengan elevasi awal 100 m dari permukaan laut. Maka saat kita kembali ketitik awal lagi setelah melalui titik poligon 2,3,4,5, dan 6 harusnya elevasi akhir adalah 100 m juga. apabila lebih atau kurang dari itu maka harus dikoreksi.
Poligon Terbuka
Pengukuran poligon terbuka biasa digunakan untuk mengukur jalan, sungai, maupun irigasi. tapi kenyataannya bisa digunakan untuk mengukur luas lahan terbuka. namun tetap disarankan untuk menggunakan poligon tertutup apabila mengukur luas lahan. Yang dimaksud terbuka disini adalah poligon tersebut tidak mempunyai sudut dalam seperti pada tertutup. jadi pengukuran di mulai dari titik awal tapi tidak kembali ke titik awal seperti pada gambar di bawah ini.
Poligon terbuka sendiri terbagi menjadi 2 yaitu terikat sempurna dan tidak terikat sempurna. Dikatakan terikat sempurna apabila kita mempunyai data-data koordinat pada titik awal dan titik akhir berupa data koordinat dan elevasi (x,y,z). Sedangkan terikat tidak sempurna adalah hanya mempunyai data koordinat dan elevasi pada titik awal saja. Data koordinat tersebut bisa didapatkan dari benchmark. apa yang dimaksud dengan benchmark? silakan baca artikel saya sebelumnya. Poligon terbuka tidak terikat sempurna ini tidak bisa dikoreksi sehingga hanya surveyor-surveyor handal dan berpengalaman banyak lah yang bisa menggunakan ini karena yakin ketelitian dan kesalahan sudut hanya kecil. Tingkat kesalahan pada pengukuran sangat tergantung dari pengukurnya sendiri seberapa akurat bisa melakukannya.
Demikian artikel yang membahas tentang pengertian poligon tertutup dan terbuka pada ilmu ukur tanah. sebenarnya secara teori saya sudah agak lupa tapi aplikasi dilapangan saya masih paham betul. tentu untuk mengatasi itu semua saya sambil buka-buka lagi buku ilmu ukur dan saya singkronkan dengan pengalaman saya dilapangan. semoga bermanfaat.
lalu bagaimana pelaksanaan pengukuran di lapangan?bisa baca artikel yang berjudul cara mengukur luas tanah dengan metode poligon tertutup.
0 Response to "Pengertian Poligon tertutup dan terbuka pada ilmu ukur tanah"
Post a Comment