Ciri-ciri proyek yang harus di Reschedule
Tuesday, December 8, 2015
3 Comments
Pada kesempatan ini saya akan berbagi informasi dan pengetahuan mengenai manajemen proyek. Pada artikel sebelumnya berjudul membuat kurva s atau time schedule sudah dijelaskan bagaimana cara membuat jadwal pelaksanaan proyek sesuai dengan nilai anggarannya. Fungsi dari time schedule ini adalah mengatur agar pelaksanaan proyek sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan. Keterlambatan pekerjaan proyek adalah permasalahan utama dari sebuah manajemen proyek. Keterlambatan proyek bisa berakibat kepada kualitas pekerjaan, durasi pekerjaan menjadi lebih lama, biaya menjadi membengkak, dan proyek pun akan berhenti. Salah satu cara mengatasi keterlambatan yang sudah parah adalah reschedule proyek, memperbaiki metode kerja, efisiensi sisa pekerjaan, dan meningkatkan kualitas SDM.
Artikel ini akan membahas tentang ciri-ciri proyek yang harus direschedule. Reschedule adalah membuat jadwal ulang pelaksanaan pekerjaan yang dimulai dari angka progress tertentu. Jika dalam membuat time schedule awal dimulai dari angka progres 0% maka dalam reschedule dimulai dari angka progress tertentu sesuai dengan keterlambatannya. Misalkan dimulai pada progress 40%. Sehingga sisa pekerjaan sebesar 60% ini lah yang akan dijadwalkan ulang dengan kurun waktu tertentu agar nilai deviasi progres realisasi dan rencana tidak terlalu jauh.
rechedule proyek |
Ada beberapa penyebab mengapa proyek harus di rechedule atau mengalami keterlambatan diantaranya pengiriman material yang sering terlambat, masalah sosial/tetangga, masalah keuangan yang tidak lancar, kekurangan tenaga kerja, spesifikasi material yang belum diputuskan oleh perencana dan owner, dan sebagainya. Di sini yang menarik adalah sepesifikasi material yang belum diputuskan oleh perencana. Dalam sistem pelaksanaan metode swakelola sangat berbeda dengan sistem kontraktor seperti yang sudah saya bahas di perbedaan kontraktor dan swakelola. Pada sistem swakelola terkadang banyak sekali material-material arsitektural/interior yang belum diputuskan oleh owner. Biasanya owner menganggap material bisa diputuskan saat proyek sudah berjalan namun justru akan mengganggu proses pelaksanaan sehingga terjadi keterlambatan proyek yang harus di reschedule lagi.
Tidak semua proyek yang mengalami keterlambatan harus direchedule. Hanya proyek-proyek tertentu yang memiliki ciri-ciri harus direchedule yang akan dijadwalkan ulang. Berikut ciri-ciri proyek yang harus di reschedule.
- Proyek mengalami minus pekerjaan hingga lebih dari 10% sehingga tidak mungkin lagi mengejar progres pekerjaan hingga mempunyai deviasi plus.
- Terjadi keterlambata material-material besar yang mempunyai nilai anggaran tinggi.
- Progress realisasi tiap minggunya hanya kurang dari 1/4 progres rencana.
- Perubahan spesifikasi material besar dan desain bangunan secara mendadak. Perubahan spesifikasi material akan berakibat pada kemunduran proyek karena untuk mencari vendor baru memerlukan waktu lama lagi.
- Terjadi kecurangan dalam manajemen proyek. Misalkan adanya oknum staf proyek yang menyalahgunakan uang ratusan juta yang akan digunakan untuk pelaksanaan proyek sehingga terjadi kendala dalam pembiayaan.
- Terjadi kekurangan dalam jumlah besar tenaga kerja tukang dan kenek.
- Terjadi force major yang diluar dugaan seperti bencana alam, krisis ekonomi dan sebagainya
Proses reschedule ini bisa dikatakan langkah jitu untuk menyiasati keterlambatan progress pekerjaan. Reschedule proyek harus diimbangi dengan perubahan metode pelaksanaan pekerjaan yang jitu agar di sisa pekerjaan bisa selesai tepat waktu. Ciri-ciri proyek yang harus direschedule biasanya akan terlihat pada saat pekerjaan sudah berjalan hingga 30% keatas. Demikian sharing tentang ciri-ciri proyek yang harus direchedule.
Mas bahas, jenis jenis kontrak dong
ReplyDeleteIya mas sementara baru on progres nih. Makasih masukannya
DeleteKalau mereschedule pekerjaan yang diaddendum bagaimana bro?
ReplyDelete